Antara Ahlissunnah Wal Jama’ah dan Ahli Fitnah.
Buya Yahya
Pengasuh LPD Al-Bahjah
www.buyayahya .org – Pin BB: 2304A270
Ahlissunnah Wal Jama’ah
Ahlissunnah Wal Jama’ah adalah Manhaj beraqidah yang benar dengan dua
ciri. Pertama: mereka sangat mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW.
Kedua: mereka juga sangat mencintai Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Maka tidak cukup orang mengaku beragama Islam akan
tetapi dengan mudah mereka mencaci para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Dan
yang keluar dari Ahlissunnah Wal Jama’ah model ini diwakili oleh
kelompok Syi’ah (Syi’ah Imamiyah Itsnata ’Asyariyah) dengan ciri khas
paling menonjol dari mereka adalah mengagungkan Ahlibait Nabi Muhammad
SAW akan tetapi merendahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Begitu juga tidak cukup orang mengaku Islam akan tetapi dia merendahkan
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari Ahlissunnah Wal
Jama’ah model ini diwakili oleh mereka yang tidak peduli dengan urusan
Ahlibait Nabi Muhammad SAW, merendahkan Sayyidina Ali Bin Abi Tholib
biarpun di sisi lain mereka mengakui para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Ringkasnya Ahlissunnah Wal Jama’ah adalah mereka yang memuliakan Ahlul
Bait dan sekaligus mengagungkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Ada di antara orang-orang yang mengaku mengagungkan dan memuliakan para
Sahabat Nabi Muhammad SAW dan Ahlibait Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi
mereka punya penafsiran-penafsiran tentang aqidah yang jauh dari kitab
Alloh dan sunnah Rasululloh SAW.
Di saat seperti itu muncullah
seorang yang dinobatkan sebagai Imam besar yang telah berusaha untuk
membersihkan Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah yang benar dari unsur luar
dan menjerumuskan. Dan muncullah cetusan-cetusan Ilmu Aqidah yang benar
yang dari masa ke masa menjadi pegangan Umat Islam sedunia yaitu Aqidah
Ahlissunnah Wal Jama’ah Asy’ariyyah.
Asy`ariyyah adalah sebuah
pergerakan pemikiran pemurnian Aqidah yang dinisbatkan kepada Imam Abul
Hasan Al-Asy`ari. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan
dengan tahun 837 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H /
975-6 M.
Imam Al-Asy`ari pernah belajar kepada ayah tiri beliau
yang bernama Abu Ali Al-Jubba`i, seorang tokoh dan guru dari kalangan
Mu`tazilah. Sehingga Al-Asy`ari mula-mula menjadi penganut Mu`tazilah,
sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami Aqidah Mu`tazilah
hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara beliau dengan
gurunya, Al-Jubba`i dalam berbagai masalah. Debat itu membuat beliau
tidak puas dengan konsep Mu`tazilah dan beliaupun keluar dari paham itu
dan kembali kepada pemahanan Ahlissunnah Wal Jama’ah.
Imam
Al-Asy`ari telah berhasil mengembalikan pemahaman sesat kepada Aqidah
yang benar dengan kembali kepada apa yang pernah dibangun oleh para
Salaf (Ulama sebelumnya) dengan senantiasa memadukan antara dalil nash
(naql) dan logika (`aql). Dengan itu beliau berhasil melumpuhkan para
pendukung Mu`tazilah yang selama ini menebar fitnah di tengah–tengah
Ummat Ahlissunnah. Bisa dikatakan sejak berkembangnya aliran Asy`ariyah
inilah Mu`tazilah berhasil diruntuhkan.
Yang digarap oleh Imam
Al’Asyari bukan saja kaum Mu’tazilah. Pada masa Ulama Salaf ini, di
sekitar tahun 260 H, mulai menyebar bid’ah Mu’tazilah, Khawarij,
Musyabbihah dan lainnya dari kelompok-kelompok yang membuat faham baru.
Selain Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari (W. 324 H) ada Imam Abu Manshur
al-Maturidi (W. 333 H) –semoga Alloh meridlai keduanya– yang beliau
berdua datang dengan menjelaskan Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah yang
diyakini para Sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka, dengan
mengemukakan dalil-dalil naqli (nash-nash al-Quran dan Hadits) dan
dalil-dalil aqli (argumen rasional) disertai dengan bantahan-bantahan
terhadap syubhat-syubhat (sesuatu yang dilontarkan untuk mengaburkan hal
yang sebenarnya) kaum Mu’tazilah, Musyabbihah, Khawarij tersebut di
atas dan Ahli Bid’ah lainnya. Sehingga Ahlissunnah dinisbatkan kepada
keduanya. akhirnya Ahlissunnah Wal Jama’ah akhirnya dikenal dengan nama
al-Asy’ariyyun (para pengikut imam Abu al-Hasan al-Asy’ari) dan
al-Maturidiyyun (para pengikut imam Abu Manshur al-Maturidi).
Hal
ini tidak menafikan bahwa mereka adalah satu golongan yaitu al-Jama’ah.
Karena sebenarnya jalan yang ditempuh oleh al-Asy’ari dan al-Maturidi
dalam pokok aqidah adalah sama dan satu yaitu kembali kepada Salaf dalam
Aqidah. Beliau berdua tidak medatangkan sesuatu yang baru akan tetapi
hanya menghadirkan ilmu pendahulunya yang benar di saat terjadi maraknya
fitnah.
Adapun perbedaan yang terjadi di antara keduanya hanya pada
sebagian masalah-masalah furu’ (cabang) Aqidah. Hal tersebut tidak
menjadikan keduanya saling menghujat atau saling menyesatkan, serta
tidak menjadikan keduanya lepas dari ikatan golongan yang selamat
(al-Firqah al-Najiyah). Perbedaan antara al-Asy’ariyyah dan
al-Maturidiyyah ini adalah seperti halnya perselisihan yang terjadi
antara para Sahabat nabi, perihal apakah Rasululloh melihat Alloh pada
saat Mi’raj?.
Sebagian Sahabat, seperti ‘Aisyah dan Ibn Mas’ud
mengatakan bahwa Rasululloh SAW tidak melihat Tuhannya pada waktu
Mi’raj. Sedangkan Abdullah Ibn 'Abbas mengatakan bahwa Rasululloh SAW
melihat Alloh dengan hatinya. Alloh memberi kemampuan melihat kepada
hati Nabi Muhammad sehingga dapat melihat Alloh. Namun demikian
al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah ini tetap sepaham dan sehaluan dalam
dasar-dasar Aqidah.
Al-Hafizh Murtadla az-Zabidi (W. 1205 H)
mengatakan:“Jika dikatakan Ahlissunnah Wal Jama’ah, maka yang dimaksud
adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah “. (al-Ithaf, juz 2 hlm 6).
Jadi Aqidah yang benar dan diyakini oleh para Ulama Salaf yang Shalih
adalah Aqidah yang diyakini oleh al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah.
Karena sebenarnya keduanya hanyalah meringkas dan menjelaskan Aqidah
yang diyakini oleh para Nabi dan Rasul serta para Sahabat. Aqidah
Ahlissunnah adalah Aqidah yang diyakini oleh ratusan juta Umat Islam,
mereka adalah para pengikut Madzhab Syafi’i, Maliki, Hanafi, serta
orang-orang yang utama dari Madzhab Hanbali (Fudhala’ al-Hanabilah).
Karena yang tersebar di Indonesia adalah Aqidah Asya’riyyah maka
dalam tulisan ini kami lebih sering menyebut Asy’ariyyah dari pada
al-Maturidiyyah.
Ulama Asya’iroh dari masa ke masa
Ulama Asya’iroh (pengikut Abul Hasan al-Asya’ari) dari masa ke masa
selalu mempunyai peran dalam membela Aqidah yang benar Aqidah
Ahlissunnah Wal Jama’ah dan juga disiplin ilmu yang lainnya seperti
Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits dan Fiqih.
Dan terbukti dalam sejarah
perkembangan Ulama Asya’iroh-lah yang memenuhi penjuru dunia. Merekalah
Ahlissunnah Wal Jama’ah yang sesungguhnya.
Imam an-Nawawi,
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Qurthubi, Imam al-Baqilani, Imam
al-Fakhr ar-Razi, Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Imam Zakariya al-Anshari
dll. Yang mereka semua adalah panutan kita dalam berbagai disiplin ilmu
Islam. an-Nawawi dalam fiqih dan haditsnya dengan Kitab Fiqih yang
sangat mashur Minhajut Tolibin dan Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab juga
kitab haditsnya Riyadhush Sholihin yang tidak sah seorang alim kecuali
harus pernah membacanya. Imam Ibnu Hajar al-Asqolani pakar ilmu hadits
yang digelari Amirul Mukminin dalam ilmu hadits yang sangat masyhur
dengan Fathulbari-nya buku panduan bagi semua yang ingin memahami kitab
Shohih Bukhori. Imam ar-Rozi gurunya para Ahli Tafsir (Syaihul
Mufassirin) tidak ada Ahli Tafsir yang datang setelah beliau kecuali
harus menimba Ilmu Tafsir dari karangan-karangan beliau.
Ahli Fitnah Dan Ahli Bid’ah
Akhir-akhir ini muncul di masyarakat kita sekelompok orang yang mengaku
beraqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah bahkan mereka mengaku Salafi akan
tetapi mereka adalah Ahlissunnah Wal Jama’ah palsu dan Salafi palsu.
Ciri kelompok tersebut adalah memusuhi Ulama Asya’iroh dengan
melontarkan bermacam tuduhan yang muncul karena kedengkian dan
kebodohan mereka akan Ahlissunnah Wal Jama’ah Asy’ariyyah.
Kadang mereka juga mengakui Abul Hasan al-Asy’ari akan tetapi membuat
cerita bualan bahwa Imam Abul Hasan al-Asy’ari dalam beraqidah
mengalaimi 3 fase. Yang pertama beliau mengikuti pemikiran Mu’tazilah,
selanjutnya kedua beliau keluar dan mengikuti Abdullah bin Said bin
Kilab, dan yang ke tiga pindah kepada Manhaj yang benar –manhaj
Ahlissunnah Wal Jama’ah.
Akan tetapi bualan mereka itu ditolak
oleh kenyataan yang bisa di baca dari murid-murid dan pengikut setia
Imam Imam Abul Hasan Al-Asy’ari bahwa beliau setelah keluar dari
Mu’tazilah masuk Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ahyang sampai hari ini
masyhur dengan Asya’ariah yang melahirkan pakar-pakar aqidah
Ahlissunnah Asy’ariyyah sampai hari ini.
Ciri lain Ahli Fitnah
tersebut adalah membenci Ahli Tasawwuf dengan membabi buta. Bahkan
mereka dengan mudah mencaci dan mebida’hkan kaum muslimin Asya’iroh
karena beberapa amalan yang sudah mengakar dari masa ke masa dan dengan
hujjah yang jelas dan kuat. Semua ini akan kami ulas pada pembahasan
lanjutan dari artikel ini atas izin Alloh.
Kesimpulanya bahwa
Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah yang sesungguhnya adalah Aqidah
Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Wallohu A’lam Bishshowab
Media Dakwah Islam Buya Yahya:
Radio-QU 98.5 FM Cirebon & Live di www.radioquonline.com
bisa juga diikuti di beberapa media berikut ini :
-NUxRadio - pilih radio jawa barat kemudian pilih icon atau logo radioqu 98,5 Fm cirebon atau RadioQu Cirebon,
-HP Samsung Galaxy, Android, Ipad > Aplikasi Tune In Radio > My Present > Local Radio > Radio-Qu 98.5 > OK
-HP Nokia > Aplikasi Nokia Ovi Suite > http://radioquonline.com/
-Hp selain Nokia > Aplikasi MF Radio > http://203.29.26.107:8199/ > Opsi > Add Radio-Qu,
FB : Buya Yahya
YM : majelis_albahjah@yahoo.co.id
Pin BB : 2304A270
♥ Muslimah ♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar