Rabu, 12 September 2012

At-Tibyan (5 Romadhon 1433 H)

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Sekilas pendengaran Al faqir dari pengajian rutin bersama Buya Yahya dengan Kajian Kitab At Tibyan karya al Imam an Nawawi setiap hari selama bulan suci Ramadhan di Majelis Albahjah sendang-sumber - Cirebon mulai pkl. 16.00 s/d 17.00 WIB. 

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

5 Romadhon 1433 H

# Dianjurkan untuk mengulang-ulang ayat Qur'an untuk bisa menghadirkan Renungan #

* Dan Telah kami sebutkan pada fasal sebelumnya tentang himbauandan dorongan untuk bisa merenungi Al-Qur'an dan keterangan tentang tempat2 yang harus kita tekankan tentang renungan tsb, dan bagaimana akan berpengaruh pada salafuna sholeh.
* Abi Dzar ra : [ Nabi Muhammad berdiri membaca satu ayat mengulang-ulang sampai pagi "Ya Allah jika engkau siksa mereka-mereka adalah hambamu", berbeda dengan Nabi-nabi terdahulu, Rasulullah tidak, kerinduan pada umat beliau ingin umatnya selamat. ] HR. Imam Nasai dan Ibnu Majah, Ayat ini diulang-ulang oleh Rasulullah dirasakan betul oleh Rasulullah SAW, dapat difahami bahwa mengulang-ulang ayat itu BOLEH. Di ulang untuk menambah renungan agar kita sadar.
* Dirawatkan dari Tamimi Addari ra (semoga Allah ) : Sesungguhnya mengulang-ulang ayat ini (yang artinya "Apakah orang2 yang ahli maksiat itu mengiraakan aku jadikan mereka seperti orang beriman tempatnya di surga?") sampai pagi. Untuk mengingat diri beliau sendiri mungkin ada kesalahan diingatkan orang, yang ahli maksiat tidak sama dg ahli iman jangan sampai tergololong ke dalam ahli maksiat, direnungi sampai pagi.
* Diriwayatkan dari abbati bi hamzah : aku masuk ke tempatnya asma (putri Abu Bakar As Shiddiq ra), saat itu asma membaca (yang artinya : "Allah telah memberikan kepada kita semua yaitu pengampunan, Allah menjaga kami semua dari api neraka") Allah telah memberikan kepada kita dengan nabi Muhammad dengan islam, tiba-tiba sayyidah Asma membaca ayat ini berhenti kemudian mengulang ayat tsbt , diulang lagi sambil berdo'a (Ya Allah jauhkan kami dari siksa dan ampuni kami Ya Allah dan glongkan kami tergolong orang yang Engkau jaga Ya Allah) terus mengulang-ulang tersebut samapi abbat itu kelmaan nunggu, kemudian ia pergi kepasar (karena kelamaan), setelah selesai dari pasar kemudian kembali dan sayyidah Asma masih membaca ayat tersebut. Dan ada cerita serupa juga terjadi pada sayyidah A'isyah ra.
* Abdullah ibn Mas'ud juga pernah mengulang-ulang ayat "Robbi zidni i'lma" (Ya Allah Tuhanku Tambahlah Ilmuku), Khusyu karena butuh ilmu maka hadirkan permohonan rasa butuh kepada Allah.
* Dan bukan sesuatu yang aneh ini ada pada jaman sahabat nabi. Said bin Jubair mengulang-ulang ayat yang artinya : " Takutlah kalian kepada satu hari, kalian semua akan dikembalikan dihari itu kepada Allah" -> yang diingat beliau tanggung jawab mempunyai anak, punya istri, punya keluarga, akan ditanya oleh Allah, menjadikan beliau terhenti di ayat ini karena ingat tanggung jawabnya ingat dosanya, akan dihadapkan kepada Allah, mereka akan sadar disaat leher mereka dibelenggu dengan dosa-dosanya dan dinerakapun begitu (Takut), ini peringatan untuk dirinya sendiri, orang sholeh dahulu yang dibayangkan itu takut dengan golongan ini untuk dirinya. Dan Alangkah banyaknya orang itu mengingat untuk orang lain , hingga tidak punya keinginan untuk memohon perlindungan.
* Perlu dihadirkan hal semacam ini untuk dirinya sendiri.

# Menerangkan di dalam menangis waktu membaca Al-Qur'an #
* Sudah dijelaskan pada waktu yang lalu tentang ulama yang menangis dalam membaca Al-Qur'an.
* Dan menangis pada saat membaca Al-Qur'an itu sifatnya kekasih Allah dan syi'arnya hamba Allah yang sholeh, Mereka menangis dihadapan Allah dan Allah akan menambahkan kepada mereka kekhusyuan.
* Dan telah datang riwayat ttg ini (hadist) , berita-berita ttg ulama salaf terdahulu dalam membaca Al-Qur'an :
Rasulullah SAW : "Bacalah Al-Qur'an dan berusahalah untuk menangis, kalau engkau tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis merenungi apa yang engkau baca."
* Sayyidina Umar bin Khatab ra, mengimami shalat shubuh kemudian membaca surat Yusuf kemudian beliau menangis sampai mengalir air matanya sampai ke tulang lehernya, Kemudian beliau ada pada sholat isya beliaupun begitu (bukan hanya sekali belau menangis), dan juga beliau pernah menangis membaca Al-Qur'an sehingga orang-orang pada mendengar (para sahabat) tangisnya Sayyidina Umar dari shaf-shaf belakang.
* dari Abi Roja'in berkata : "aku melihat Ibnu Abbas setelah beliau membaca Al-Qur'an dibawah matanya itu, seperti pengikat sandal (ada sesuatu yang tersisa) dari air mata."
* Abi sholeh : Datang orang-orang dari ahli Yaman kepada Sayyidina Abu Bakar Assiddiq (semoga, kemudian mereka memulai membaca Al-Qur'an dan menangis, berkatalah sayyidina Abu Bakar Asshiddiq : begitulah yang kami lakukan, Berkata Hisyam : kadang-kadang aku mendengar tangisnya Muhammad bin Sirrin dalam sholat. Adapun berita-berita dari salaf tentang ini sangat banyak.
* Imam Abu Hamid Al-Ghozali Rahimahullahu Ta'ala : "menangis itu sunnah bersama membaca Al-Qur'an atau saat kita mendengar Al-Qur'an, atau saat kita selesai membaca Al-Qur'an, dan caranya untuk bisa mendatangkan tangis itu hendaknya seorang pembaca itu menghadirkan duka dalam hatinya dengan merenungi sesuatu yg ada dalam Al-Qur'an dari Ancaman2 yang sangat keras dan kewajiban2 kepada seorang hamba yang sering kita langgar, sholatnya bagaimana? begitu juga puasa kita, jika tidak bisa hadir tangis seperti orang-orang khusus maka hendaknya orang tersebut menangis karena tidak merasakan itu (menangislah karena engkau tidak bisa menangis) Sebab yang demikian itu termasuk paling besarnya musibah.

# Dianjurkan Membaca Al-Qur'an dengan Tartil #
* Seyogyanya mentartilkan bacaannya (memenuhi lafadz dengan hurufnya) akan kesunnahan tartil.
* Telah sepakat ulama-ulama ra, "Bacalah Al-Qur'an dengan tartil"
* Dari Umi salamah ra , HR. Imam Abu Dawud , Imam Tirmidzi, Imam Nasai, berkata :"Sesungguhnya yg bernama Ummu Salamah itu menyifati bacaanya Rasulullah SAW (bacaan yang dijelaskan huruf-perhuruf).
* Muawiyah, beliau berkata : "Aku melihat Rasulullah SAW, kembalinya Nabi ke Mekkah dengan kemenangan (hancurnya berhala2 Mekkah) beliau diatas onta membaca surat Fatihah membaca ayatnya dengan perlahan-lahan." HR Bukhori-Muslim.
* Imam Mujahid ditanya ttg 2 orang; yang satu membaca Al Baqoroh dan Al Imron dan yang kedua membaca Al-Baqoroh saja, dan waktunya sama, dan beliau berkata membaca satu surat Baqoroh saja lebih utama daripada Al Baqoroh dan Al Imron karena ini berarti bacaanya lebih perlahan semakin lebih khusyu dan lebih tartil, Untuk aku membaca satu surat kemudian aku tartilkan bacaanya lebih aku sukai daripada membaca Al-Qur'an semuanya. Dan telah dilarang berlebihan dalam buru-buru membaca Al-Qur'an.
* Bertartil dalam membaca Al-Qur'an sebagai penghormat.
* Telah tetap riwayat Sayyidina Abdullah bin Mas'ud ra : Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepadanya, misalnya membaca surat panjang (Al Baqoroh/Al Imron) tapi satu rokaat, [seperti orang mengumandangkan (nadoman)], kemudian ada sekelompok orang yang membaca Al-Qur'an tidak bisa masuk ke kedalam tenggorokannya (karena hafal), tapi jika bacaan tersebut dirasakan dalan hati kemudian akan kokoh di dalam hati maka akan manfaat tapi jika tidak lewat tenggorokan dan tidak masuk ke hati maka tidak manfaat. HR. Bukhori-Muslim
* Ulama berkata : Membaca Al-Qur'an dengan huruf per huruf itu disunnahkan untuk bisa merenungi, bagi yang tidak faham bhs. Arab pun disunnahkan tartil, seperti orang yang tdk faham maknanya, sebab yang demikian itu lebih dekat untuk menghormati Al-Qur'an yang dibacanya, dan bisa membakas dalam hatinya bacaan tartil tersebut.

Wallahu a'lam Bisshowab

♥ Muslimah ♥






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kunjungi Website Buya Yahya di www.buyayahya.org
Gabung bersama RadioQU melalui streaming di www.radioquonline.com
Gabung bersama sahabat Muslimah di Facebook https://www.facebook.com/pages/Muslimah/275415002532566

Tidak ada komentar:

Posting Komentar